Analisis Aktivitas Antioksidan dan Uji Organoleptik Minuman Cokelat
Abstract
Minuman coklat yang terbuat dari biji kakao diperoleh dari jenis tanaman bernama Theobroma cacao L. Biji kakao secara alami mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan manusia dan terdiri dari lemak, karbohidrat, protein, senyawa antioksidan, senyawa penyegar dan mineral. Konsentrasi masing-masing senyawa sangat dipengaruhi oleh jenis tanaman, lingkungan tumbuh, dan cara pengolahannya. Makanan dan minuman cokelat memiliki potensi antioksidan yang besar, mengetahui formulasi organoleptik terbaik dan kandungan antioksidan dalam minuman cokelat. Dalam penelitian ini digunakan pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode analisis DPPH. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 240 ml air, 25 gram gula, dan bubuk cokelat yang diperkaya dengan 5 formulasi berbeda yaitu D1, D2, D3, D4 dan D5. Membuat minuman cokelat menggunakan air mendidih (± 98oC) hingga 240 ml. Penerimaan minuman cokelat dengan uji organoleptik diketahui bahwa dalam hal warna lebih suka warna coklat gelap. Rasa dominannya pahit sehingga tidak disukai. Sisi dominan dengan aroma cokelat yang kuat lebih disukai. Dari segi tekstur (ketebalan) seperti tekstur tebal dengan jumlah bubuk kakao yang lebih tinggi. Aktivitas antioksidan tertinggi ditemukan dalam pengobatan D5 dengan 30 gram bubuk kakao, kemudian bubuk coklat D4 25 gram dan bubuk coklat D3 20 gram. Jadi, semakin tinggi jumlah bubuk kakao, semakin tinggi kandungan antioksidannya.
References
. De Garmo, EP, W.G Sullivan, dan C.R Candra. 1984. Engineering Economi. 7th edition. Mc Milalan Publ. Co. New York.
. Hadi, A dan Nadia S. 2016. Pengaruh Penambahan Bubuk Cokelat Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Minuman Instan Bekatul. Jurnal Action (Aceh Nutrition Journal), 2016; Vol 1 (2): 121-129.
. Hartanto, H. 2012. Identifikasi Potensi Antioksidan Minuman Cokelat Dari Kakao Lindak (Theobroma cacao L.) Dengan Berbagai Cara Preparasi: Metode Radikal Bebas 1,1 Diphenyl-2-Picrylhydrazil (Dpph). Skripsi Teknologi Pangan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
. Karadag, A. Ozcelik, B., Saner, S. 2009. Review of Methods to Determine Antioxidant Capacities, Food Analytical Methods Vol. 2:41-60.
. Lidiasari E, Syafutri, dan Syaiful F. Pengaruh Perbedaan Suhu Pengeringan Tepung Tapai Ubi Kayu Terhadap Mutu fisik dan Kimia yang dihasilkan. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 2006; Vol 8 (2): 141- 146.
. Mulato dan Suharyanto. 2014. Kakao Cokelat dan Kesehatan. Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.
. Pieris, KW D. Ketahanan dan Krisis Pangan dalam Perspektif Malthus, Depedensi dan Gender (Women in Development). Jurnal Hubungan International, 2015; Volume VII (1).
. Sarbini D, Rahmawaty S, dan Kurnia P. Uji Fisik, Organoleptik, dan Kandungan Zat Gizi Biskuit Tempe-Bekatul dengan Fortifikasi Fe dan Zn Untuk Anak Kurang Gizi. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 2009; Vol 10 (1) : 18-26.
. Setyaninggsih D, Sari P, dan Apriyantono, A. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press; 2010.