Pengaruh Faktor Internal (Riwayat Penyakit Infeksi dan Panjang Badan Lahir) terhadap Kejadian Stunting pada Balita Usia 6 – 59 Bulan
Abstract
Proses pertumbuhan yang dialami oleh balita merupakan hasil kumulatif sejak balita tersebut dilahirkan. Keadaan gizi yang baik dan sehat pada balita merupakan fondasi penting bagi kesehatannya dimasa mendatang. Kondisi yang berpotensi mengganggu pemenuhan zat gizi terutama energi dan protein pada anak akan menyebabkan masalah gangguan pertumbuhan. Stunting menurut WHO yaitu Child Growth Standart didasarkan pada indeks panjang badan dibanding umur (PB/U) atau tinggi badan dibanding umur (TB/U) dengan batas (zscore) kurang dari -2 SD. Faktor langsung yang berhubungan dengan stunting yaitu berupa asupan makanan dan status kesehatan. Asupan energi menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap kejadian stunting. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melakukan analisis pengaruh faktor internal (riwayat penyakit infeksi dan panjang badan saat lahir terhadap kejadian stunting pada balita usia 6 – 59 bulan. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan desain case control. Sampel penelitian diambil secara consecutive sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelompok kasus dan kontrol yang dipilih dengan perbandingan kasus dan kontrol 1:1. Kelompok kasus yang terdiri dari ibu balita usia 6 – 59 bulan yang mengalami stunting dan kelompok kontrol yang terdiri dari ibu balita usia 6 – 59 bulan yang tidak mengalami stunting (normal). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting, tidak terdapat pengaruh antara panjang badan saat lahir dengan kejadian stunting.
References
. ACC/SCN. 2000. “4 Report The World Nutrition Situation: Nutrition throughout the Life Cycleâ€. Geneva. Diakses pada 10 Juli 2019 dari www.unscn.org.
. Fitri. (2012). Berat Lahir Sebagai Faktor DominanTerjadinya Stunting Pada Balita (12-59 Bulan) diSumatera (Analisis Data Riskesdas 2010) (Thesis).Depok : FKM UI.
. Maxwell, Stephanie. 2011. “Module 5: Cause of Malnutritionâ€. Diakses pada 20 Januari 2019.
. Murti, Bhisma, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1997
. Neldawati. 2006. Hubungan pola Pemberian Makan pada Anak dan Karakteristik lain dengan Status Gizi Balita 6 – 59 bulan di Laboratorium Gizi Masyarakat Puslitbang Gizi dan Makanan (P3GM) (Analisis Data Sekunder Data Balita Gizi Buruk tahun 2005) (Skripsi). Depok: FKM UII (1). Diakses pada 1 Juli 2019 dari www.jurnalkesmas.com
. Ramli, et al. 2009. “Prevalence and Risk Factors For Stunting and Severe Stunting Among Under-Fives in North Maluku Province of Indonesiaâ€. BNC Pediatrics 9: 64. Diakses pada 10 Juli 2019 dari www.biomedcentral.com
. Semba, R D, et al. 2008. “Effect of Parental Formal Education on Risk of Child Stunting in Indonesia and Bangladesh: A Cross Sectional Studyâ€. The Lancet Article, 371: 322-328. Diakses pada 10 Juli 2019 dari www.lancet.com
. Soekirman, (2005). Gizi buruk, kemiskinan, dan KKN. Di akses 1 juni 2019 : http://www.gizi.net
. Steve Collins, Nicky Dent, Paul Binns, Paluku Bahwere, Kate Sadler, Alistair Hallam. “Management of severe acute malnutrition in children†Lancet 2006; 368: 1992–2000
. Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor: IPB PAU Pangan & Gizi
. Taguri, A. E. Et al. 2008. “Risk Factor For Stunting Among Under Five in Libyaâ€. Public Health Nutrition, 12 (8), 1141 – 1149. Diakses pada 27 Januari 2019.
. WHO, Global Database on Child Growth and Malnutrition, 2005
. Yimer, G. 2000. Mulnutrition Among Children in Southern Ethiopia: Levels and Risk Factorsâ€. Ethiop J. Health Dev, 14(3): 283-292. Diakses pada 20 Juli 2019 dari www.ejhd.uib.no