Pemberian Tepung Tempe Kecambah Kedelai Terhadap Jumlah Eritrosit dan Kadar Hb pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Anemia
Abstract
Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin kurang dari batas normal. Faktor dominan sebagai penyebab anemia adalah kurangnya asupan protein. Protein berperan aktif sebagai media transportasi bagi vitamin dan mineral di dalam tubuh salah satunya yakni zat besi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi makanan tinggi protein dan mengandung zat besi. Tempe kecambah kedelai memiliki kandungan gizi lebih baik daripada kedelai pada umumnya. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pemberian tepung tempe kecambah kedelai terhadap jumlah eritrosit dan kadar Hb pada tikus putih anemia. Metode penelitian menggunakan (true experimental) dengan pretest-posttest control group design. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 24 ekor tikus putih jantan galur wistar. Pengambilan sampel dilkukan secara acak dan dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok kontrol negatif tidak dikondisikan anemia, kelompok kontrol positif dikondisikan anemia diberikan nitrit sebanyak 3ml/200kgBB/ hari selama 18 hari dan diberi pakan standar selama 14 hari, kelompok perlakuan dikondisikan anemia dengan diberikan nitrit sebanyak 3ml/200kgBB/hari kemudian diberikan tepung tempe kecambah kedelai yang dilarutkan dengan air sebanyak 4ml/ekor/hari.Hasil menunjukkan nilai rata-rata kelompok perlakuan pada jumlah eritrosit 7,04 juta/UI menjadi 9,3 juta/UI dan kadar Hb 14,5 menjadi 15,5. Kesimpulan penelitian ini terdapat perbedaan jumlah eritrosit dan tidak terdapat perbedaan kadar Hb sebelum dan sesudah intervensi.
References
. Arisandi,YdanAndriani, Y. 2008. Khasiat Tanaman Obat Edisi V. Jakarta: Pustaka Buku Murah.
. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pengendalian Tikus.
. Derave,W.,danTaes,Y.2009.BewareofthePickle: Health Effects of Nitrate Intake. J Appl Physiol. [e-journal] 107: pp.1677.
. Fibach, E., Rachmilewitz, E. 2008. The Role of Oxidative Stress in Hemolytic Anemia (Abstract). Curr Mol Med. [e-journal] 8 (7): pp.609-619.
. Hord,N.G.,Tang,Y.,Bryan,N.S.2009.Food SourcesofNitratesand Nitrites:The Physiologic Context for Potential HealthBenefits.Am JClinNutr. [e-journal] 90: pp.1-10.
. Huang, L.L., Gowreesunkur, P., Su, M.W., Lin, L.Z., dan Hui, T. 2015. The Influence of Iron-deficiencyAnemia duringthePregnancyonPretermBirth and Birth Weight in South China. Journal of Food and Nutrition. [e-journal] 3(9): pp.570-574.
. KementerianKesehatan RepublikIndonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
. Kusmiyati, Y., Meilani, N., Ismail, S. 2013. Kadar Hemoglobin dan KecerdasanIntelektualAnak.Jurnal KesehatanMasyarakat.[e-journal] 8 (3): pp.115-118.
. Made, A., Wresdiyati, T., Ichsan, M. 2016. Karakteristik Fisikokimia Tepung Tempe Kecambah Kedelai. Jurnal Gizi Pangan. [e-journal 11 (1): pp.35-42.
. Murray,R.K.,Granner,D.K.,Rodwell,V.W. 2009. Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta:Buku KedokteranEGC.
. Ngili, Y. 2013. Biokimia Dasar. Bandung: Rekayasa Sains.
. Noran,M. danMohammed, M. 2015. The Impact of Maternal Iron Deficiency and Iron Deficiency Anemia on Child’s Health. Saudi Medical Journal. [e-journal] 36 (2): pp.146-149.
. Preet, S dan Prakash, S. 2011. Haematological Profile in Ratus Norvegicus during Experimental Cysticercosis. J. Par.Dis. [e-journal] 35: pp.144-147
. Sari, H.P., E. Dardjito, dan D. Anandari. 2016. Anemia Gizi Besi di Wilayah KabupatenBanyumas.JurnalKesehatan Masyarakat. [e-journal] 8 (1): pp.16-31.
. Sembiring, A., Tanjung, M., dan Sabri, E.2013.PengaruhEkstrak SegarDaun Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap JumlahEritrositdanKadar HemoglobinMencit Jantan (Mus musculus L.) Anemia Strain DDW Melalui Induksi Natrium Nitrit (NaNO2).Saintia Biologi. [e-journal] 1 (2): pp.60-65.
. Silverthorn, D.U. 2013. Fisiologi Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
. Widyastuti, D.A. 2013. Profil Darah Tikus PutihW