Penggunaan Ekstrak Bawang Putih dalam Pakan terhadap Performans Ayam Broiler Tropis Fase Starter

Authors

  • Merry Muspita Dyah Utami
  • Dadik Pantaya

Abstract

Ayam yang hidup di daerah tropis selalu terekspos suhu dan kelembaban tinggi menyebabkan stres yang merupakan respon untuk beradaptasi pada lingkungan yang ekstrim tersebut. Proses adaptasi ini membutuhkan penggantian energi dan protein yang mengakibatkan penurunan pertumbuhan, reproduksi dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan ekstrak bawang putih dalam pakan terhadap performans ayam broiler tropis, adapun manfaat penelitian ini adalah memberikan rekomendasi penentuan dosis fitobiotik ekstrak bawang putih sebagai pakan aditif terhadap performans ayam broiler. Sebanyak 180 ekor ayam digunakan dalam penelitian ini. Ayam dikelompokkan berdasarkan perlakuan sebanyak enam kelompok perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan dan masing-masing ulangan terdiri atas 10 ekor ayam. Perlakuan adalah P0= kontrol, P1= ekstrak bawang putih 2%, P2= ekstrak bawang putih 4%, P3= ekstrak bawang putih 6%, P4= ekstrak bawang putih 8%, dan P5 = ekstrak bawang putih10%. Ayam dipelhara sampai umur 35 hari, pada hari ke-1 sampai ke-14 diberikan pakan tanpa perlakuan. Perlakuan dimulai hari ke-15 sampai ke-35. Pakan diberikan terbatas sesuai standar kebutuhan dan air minum secara ad- libitum. Ekstrak bawang putih diberikan secaraoral setiap hari. Parameter yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan. Hasil yang diperoleh pada semua perlakuan menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan untuk semua perlakuan.

References

W. B. Gross & H. S. Siegel. Evaluation of the Heterophyl/Lymphocyte Ratio as a measure of Stress in Chicken.Avian Disease, 1983, vol 27(4)

D. Santosa. Ekologi Tumbuhan Obat. Majalah obat Tradisional.2000, 7(22):19-24. 2000

H. L. B. Gensler, B. N. Timmermann, S. Valcic, G. A.Wachter, R. Dorr, K. Dvorakova & D. S. Albert. Prevention of Photocarcinogenesis by Topical Administration of Pure Apigallocathecin Gallate Isolated from Green Tea. Nutr. Cancer. 1997, vol. 26:326-335 (Abstract)

M. Budhi. Tahap-tahap Pengembangan Obat Tradisional.Majalah Kedokteran Udayana. 1994, vol 5:107-113 (Abstract)

Anonimus. Komposisi dan Kandung an Ki mia Bawang Putih . Last Updated 2006

R. K. Pal, A. Vaiphei, A. Sikander, K. Singh & S. V. Rana. Effect of Garlic on Isoniazid and Rifampicin Induced Hepatic Injury in Rats. World J.. Gastroenterol. 2006, vol. 12(4):636-639

M. Cantwell. Alliin in Garlic. Perishable Handling Quarterly Issue No. 102. 2000. 5-6

C. A. Newall, L. A. Anderson & J. D. Phillipson. Herbal Medicines : A Guide for Health-care Professionals.Pharmaceutical Press, London. 1996. p:296

X. Zhang. WHO Monograph on Selected Medicinal Plants: Bulbus Allii Sativii. World Health organization, Geneva 1999.

H. Amagase, B. L. Petesch, H. Matsuura, S. Kasuga & Y. Itakura. Intake of Garlic and Its Bioactive Components. J. Nutr.2001. 131:955S-962S (Abstract)

U. E. Hernawan & A. D. Setyawan. Review: SenyawaOrganosulfur Bawang Putih (Allium sativum L.) dan AktivitasBiologinya. Biofarmasi. 2003. 1(2):65-76

Published

2016-12-19