Hubungan antara Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk
Abstract
Remaja membutuhkan lebih banyak protein, vitamin dan mineral. Kebutuhan gizi pada remaja putra lebih tinggi dibanding remaja putri, akan tetapi kebutuhan zat besi pada remaja putri lebih tinggi dibandingkan remaja putra. Hal tersebut disebabkan remaja putri rutin mengalami menstruasi, sehingga remaja putri lebih rentan menderita anemia. Di Indonesia prevalensi anemia gizi besi pada remaja putri usia 13-18 tahun sebesar 22,7 %, sedangkan di Jawa timur 50 - 60% remaja putri mengalami anemia. Remaja putri menderita anemia biasanya dikarenakan sedang dalam masa pertumbuhan dimana membutuhkan zat gizi lebih tinggi baik zat gizi makro maupun mikro, sepertizat besi yang merupakan salah satu komponen pembentukan hemoglobin (Hb).Kebiasaan makan yang salah pada remaja putri merupakan penyebab anemia.Anemia gizi pada remaja putri dapat berakibat menurunnya kesehatan reproduksi.Status gizi (nutrition status) dapatdidefinisikan sebagai keadaan keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi serta penggunaan zat – zat gizi tersebut.Status gizi merupakan gambaran secara makro akan zat gizi tubuh salah satunya adalah zat besi, dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya anemia. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengetahui hubungan antara status gizi dan asupan zat gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri.Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di SMK Mahfilud Duror II Jelbuk pada bulan September sampai November tahun 2016.Populasi penelitian yaitu remaja putri di SMK Mahfilud Duror II Jelbuk.Pengambilan sampel dengan mengunakan metode accidental sampling. Kriteria inklusi sampel penelitian yaitu remaja putri dengan rentang usia 16 – 18 tahun, tidak sedang menstruasi, tidak mengkonsumsi tablet Fe. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data asupan yang diperoleh dari hasil perhitungan food recall 2 (1 x 24 jam), data status gizi diperoleh dari perhitungan tinggi badan dan berat badan kemudian diukur indeks massa tubuh (IMT) bedasarkan usia, serta data anemia didapatkan hasil pemeriksaan darah menggunakan metode quick cek Hb. Data yang didapat diuji hubungan menggunakan uji Gamma.Hasil penelitian didapatkan dari 109 siswi yang bersedia menjadi subyek didapatkan 71 orang yang masuk kriteria inklusi, sedangkan 38 orang tereklusi karena sedang menstruasi. Uji hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia didapatkan p = 0,36 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan, sedangkan uji hubungan antara asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin C didapatkan nilai p > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan.Meningkatnya konsumsi makanan olahan yang nilai gizinya kurang, namun memiliki banyak kalori Konsumsi jenis-jenis junk food merupakan penyebab para remaja rentan sekali kekurangan zat gizi tertentu meskipun status gizi normal.
References
Pendekatan terhadap pasien anemia. Halaman 622 – 626. Editor Aru WS, Bambang S H, Idrus A, Marcelinus S K, Siti S. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Carson, V. B (2008). Mental Health Nursing :The Nurse Patient Journey Philadelphia :W.B. Saunders Company
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indoneaia Tahun 2007.Jakarta.
Depkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak [5] Hankusuma, A W. 2009. Skrining Anemia Terhadap Remaja Putri pada Tahun Pertama Menstruasi di Kecamatan Mulyorejo.www.adln.fkm.unair.ac.id diakses tanggal 2 Agustus 2016
Hapzah., Y R. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi Terhadap Kejadian Anemia Remaja Putri pada Siswi Kelas III di SMAN 1 Tinambung Kabupaten Polewali Mandar. Media Gizi Pangan vol. XIII edisi 2. STIKES Bina Bangsa Majene
Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika
Istiany, A dan Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Mariana, W.,Khafidhoh, N. 2013. Hubungan Status Gizi dengan kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMK Swadaya Wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro kota Semarang. Jurnal kebidanan Vol.2 No.4 ISSN. 2089- 7669. Poltekkes Kemenkes Semarang
Marmi. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : PustakaPelajar
Potter, P.A.,Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4 Volume 2. Alih bahasa : Renata Komalasari,dkk. Jakarta : EGC
Proverawati, A, dan Kusumawati, E. 2010. Ilmu Gizi untuk Keperawatan
dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Edisi 1.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Supariasa, IDN, Bachyar B, Ibnu F. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta:EG