ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DENGAN METODE DOQ-IT DI PUSKESMAS WONOTIRTO KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016
Abstract
Puskesmas adalah usaha pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas Wonotirto adalah salah satu puskesmas yang ada di Kabupaten Blitar yang merupakan puskesmas rawat inap yang ada di Blitar namun belum menggunakan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus). Simpus juga merupakan program sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat Puskesmas mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat (Wibisono, 2012). Diperlukan kesiapan rumah sakit ataupun puskesmas secara rinci guna mensukseskan penerapan sistem informasi. Terdapat beberapa metode kesiapan sistem informasi seperti metode DOQ-IT, metode DOQ-IT lebih rinci dalam menilai kesiapan penerapan sistem informasi. Total skor kesiapan Puskesmas Wonotirto dalam menerapkan simpus adalah 53 berada pada range II yang artinya Puskesmas Wonotirto cukup siap di beberapa kesiapan penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus). Kesiapan Puskesmas Wonotirto dalam menerapkan Simpus dapat diurutkan mulai dari yang terlemah yaitu Kesiapan infrastruktur IT (8%), Kesiapan proses alur kerja (13%), Kesiapan klinis dan staf administrasi (36%), Kesiapan manajemen IT (43%).
 Kata kunci: DOQ-IT, SIMPUS, Puskesmas
References
Assessment, S. (n.d.). EHR Assessment and Readiness Starter Assessment Instructions for Completing the Starter Assessment Section 1 – Organizational Alignment for EHR, 1–11.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Indonesia. Jakarta: Direktur Jenderal Pelayanan Medis.
Franklin, B. (2005). DOQ-IT : Doctors Office Quality- Information Technology DOQ-IT : Doctors Office Quality-IT.
Hatta, G.R. 2008. Pedoman Managemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Jogiyanto, HM. 2009. Analisis dan Desain. Yogyakarta : Andi
Kemenkes RI. 2014. â€Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 75 Tahun 2014â€. Jakarta: Menkes RI.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 128/Menkes/PER/III/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 36/Menkes/PER/III/2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Munawaroh, E., et al (1999). Perancangan aplikasi rekam medis klinik bersalin baiturrahman menggunakan metode object oriented, 1–10.
Nasir,dkk. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ke 1. Yogyakarta. Nuha Medika
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Revisi ke 2 Cetakan ke 2. Jakarta. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wibisono, S. (2012). Sistem Informasi Manajemen Puskesmas ( Simpuskesmas ) berbasis Cloud Computing, 17(2), 141–146.