TEKNOLOGI EM4 DAN ALAT ENGHALUS KOTORAN DOMBA SEBAGAI PEMANFAATAN PUPUK KANDANG ORGANIK
Abstract
Permasalahan yang dialami oleh kelompok ternak UD Gumukmas Multifarm Jember adalah banyaknya limbah kotoran domba yang dihasilkan dan belum dilakukan pengolahan maupun pemanfaatannya, sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan seperti bau menyengat, gas amoniak, berkembangbiaknya bakteri dan jamur. Dampak yang ditimbulkan oleh limbah ternak adalah pencemaran karena gas metan(CH4) menyebabkan bau yang tidak enak bagi lingkungan sekitar. Gas metan ini adalah salah satu gas yang dapat meningkatkan pemanasan global. Sedangan kotoran dan urine dari hewan dapat menjadi sarana penularan penyakit, misalnya penyakit  anthrax melalui kulit manusia yang terluka atau tergores dengan spora anthrax dapat tersebar melalui darah.
Solusi dalam mengatasi limbahan kotoran domba di UD Gumukmas Multifarm Jember dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu Pertama penerapan teknologi EM4 terkait pengolahan limbah kotoran domba menjadi kompos pupuk organik yaitu peningkatan kualitas pupuk dan peningkatan nilai tambah kotoran domba sehingga pupuk kandang selain dapat meningkatkan unsur hara pada tanah juga dapat meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah tersebut. Kotoran ternak dapat juga dicampur dengan EM4 untuk mempercepat proses pengomposan serta untuk meningkatkan kualitas kompos tersebut, hasil fementasi dengan EM4 maka kotoran domba tidak hanya menghasilkan kotoran yang bisa di jadikan pupuk yang lebih bersih, tetapi kotorannya tidak menarik serangga atau merusak tanaman, selain itu juga kotorandomba hampir tidak berbau [2].Kedua peningkatan produksi pupuk dengan alat penghalus kotoran, bidang pertanian penggunaan pupuk organik dimanfaatkan sebagai media penyubur tanah. Salah satu yang sering digunakan masyarakat adalah kotoran domba. Tetapi cara penggunaan kotoran domba dari kebanyakan masyarakat masih dengan cara disebarkan secara langsung pada lahannya. Hal ini dirasa kurang efektif, karena proses peleburan kotoran dengan tanah memerlukan waktu yang lama. Maka dari itu diperlukan inovasi sebuah mesin untuk membantu masyarakat mengolah kotoran domba yang padat tersebut menjadi serbuk pupuk yang lebih baik. Tujuan penggiling kotoran domba tersebut adalah untuk memberikan solusi terhadap peningkatan keefektifitasan pengolahan kotoran domba menjadi pupuk, dengan proses melumatkan kotoran domba yang padat menjadi hancur berupa serbuk, maka dapat mengoptimalkan penggunaan kotoran domba sebagai pupuk organik. Ketiga solusi adalah perbaikan manajemen produksi dan pemasaran pupuk guna peningkatan nilai tambah pupuk domba di kelompok ternak UD Gumukmas Multifarm adalah melalui perbaikan manajemen produksi menyangkut keberlanjutan dan sisitem pemasaran hasil produksi pupuk. Oleh karena itu perbaikan manajemen produksi dan pemasaran saling terkait seperti pengemasan dan promosi sehingga dilakukan penyuluhan dan pelatihan tentang produksi dan strategi pemasaran yang optimal.
Â
Kata Kunci - Kotoran kambing, EM4, alat penghalus, nilai tambah, manajemen
References
Mathius, I-Wayan. Potensi dan Pemanfaatan Pupuk Organik Asal Kotoran Kambing-Domba. Balai Penelitian Ternak P.O . Box 221, Bogor. 16002)
Triviana, Linda dan Aditya Yudha Pradhana. 2017. Optimalisasi Waktu Pengomposan dan Kualitas Pupuk Kandang dari Kotoran Kambing dan Debu Sabut Kelapa dengan Bioaktivator PROMI dan Orgadec. Balai Penelitian Tanaman Palma Manado. Jurnal sain veteriner issn 2407 0733
SUPRAPTO, SURACHMAN, A. PRABOWO dan M. SILALAHI. 2003. Pemanfaatan Kotoran Kambing Sebagai Bahan Baku Pupuk Kompos Pada Tanaman Lada.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
Widarti, Nining.2015. Pengruh Rasio C/N Bahan Baku Pada Pembuatan Kompos Dari Kubis Dan Kulit Pisang, Jurnal Integrasi Proses Vol. 5, No. 2, 77
Wahyono, Sri. dkk. 2011. Membuat pupuk organik granul dari aneka limbah. Jakarta. Agromedia Pustaka.