POTENSI LIMBAH PERKEBUNAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI BAHAN PAKAN SERAT TERHADAP KUALITAS KARKAS BROILER
DOI:
https://doi.org/10.25047/jii.v12i2.335Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kulitt buah kakao sebagai sumber pakan serat kasar tinggi dalam pakan terhadap kualitas karkas broilerPenelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan lima kali ulangan.. Sebagai perlakuan pada penelitian ini adalah kulit buah kakao Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah persentase karkas, berat lemak abdominal,kandungan kholesterol karkas dan persentase organ dalam. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa tingkat penggunaan kulit buah kakao dalam ransum ayam broiler memberikan pengaruh yang nyata ( P < 0.05) terhadap berat lemak abdominal dan diperoleh rataan prosentase karkas ayam broiler yang diberi perlakuan kulit buah kakao adalah P0 : 71.68 %, P1 : 70.15 %, P2 : 69.08 % dan P3 : 67.57 %. Berdasarkan data tersebut diatas diperoleh rataan prosentase karkas yang paling tinggi perlakuan tanpa penggunaan kulit buah kakao.Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan penggunaan kulit buah kakao dalam ransum ayam broiler pada fase finisher memberikan pengaruh yang nyata ( P < 0.05) terhadap prosentase karkas. Rataan berat lemak abdominal per ekor per hari terhadap masing-masing perlakuan berturut-turut adalah P0 : 32.18 gram, P1 : 31.30 gram, P2 : 24.85 gram dan P3 : 24.02 gram . Berat lemak abdomen yang tertinggi terdapat pada perlakuan PO, hal ini disebabkan karena jumlah konsumsi ransum lebih tinggi. Rataan kandungan kholesterol daging ayam broiler selama penelitian adalah PO : 92.05 mg%, P1 : 83.79 mg%, P2 : 79.09 mg% dan P4 : 73.75 mg%. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa penggunaan kulit buah kakao dalam ransum ayam broiler pada periode finisher menunjukkan pengaruh yang nyata ( P < 0.05 ) terhadap kandungan kholesterol daging ayam broiler.Kandungan kholesterol yang tertinggi terdapat pada perlakuan tanpa penggunaan kulit buat kakao (PO). Pemberian kulit buah kakao menunjukkan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap persentase jantung. Jantung adalah organ vital yang berperan dalam sirkulasi darah, organ ini sangat rentan terhadap racun dan zat anti nutrisi yang terdapat dalam ransum. Pemberian kulit buah kakao menunjukkan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap persentase hati. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kulit buah kakao tidak memberikan dampak negatif pada hati ayam broiler. Rataan persentase hati yang diperoleh dalam penelitian ini berkisar 2.50 – 2.71 % dari berat hidup. Pemberian kulit buah kakao menunjukkan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap persentase rempela. Kesimpulan bahwa penggunaan kulit buah kakao dalam ransum ayam broiler periode finisher dapat menurunkan kandungan lemak abdominal dan kholesterol daging ayam broiler dan tingkat penggunaan 15 % kulit buah kakao dalam ransum memberikan hasil yang terbaikDownloads
Download data is not yet available.
Downloads
Published
2017-02-21
How to Cite
Manullang, J. R. (2017). POTENSI LIMBAH PERKEBUNAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI BAHAN PAKAN SERAT TERHADAP KUALITAS KARKAS BROILER. Jurnal Ilmiah Inovasi, 12(2). https://doi.org/10.25047/jii.v12i2.335
Issue
Section
Article
License
Copyright Notice
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).