PEMBUATAN GARAM GURIH JAMUR MERANG DENGAN VARIASI LAMA HIDROLISIS DAN LAMA FERMENTASI

Authors

  • Ahmad Nafi
  • Nurud Hidayah
  • Rika Permata

DOI:

https://doi.org/10.25047/jii.v14i2.69

Abstract

Garam gurih merupakan garam yang disalut dengan MSG sehingga rasanya gurih berbeda dari garam biasanya. bahan tambahan makanan (BTM) peguat cita rasa (flavour enchancer) sintetis yang banyak digunakan di Indonesia adalah monosodium glutamat (MSG) yang keamanannya masih diragukan. Salah satu alternatif pembangkit cita rasa yang berasal dari bahan alami yaitu hidrolisat jamur merang yang diperoleh dengan teknik hidrolisis enzimatis dan fermentasi larutan garam. Hidrolisis enzimatis akan memecah protein menjadi peptida rantai pendek dan asam amino yang  berpotensi sebagai penguat cita rasa. Fermentasi larutan garam akan berfungsi sebagai penyeleksi organisme. Mikroorganisme yang berperan akan menghidrolisis protein menjadi asam asam amino membentuk cita rasa gurih. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi lama hidrolisis dan lama fermentasi yang terbaik terhadap garam gurih yang dihasilkan. Variasi lama hidrolisis dan fermentasi larutan garam yang tepat adalah A3B2 ( lama hidrolisis 10 jam, fermentasi 2 minggu), dengan hasil rendemen 30,95 %), kecerahan (L) 66,70, produksi maillard 0,14 AU dan total padatan terlarut 5 % . Sifat kimia yang dimiliki garam gurih (kadar air 1,05%; kadar abu 79,34%; kadar protein terlarut 4,81 mg dam kadar lemak 0,29 %). Uji Organoleptik penerimaan garam gurih yang disukai sebesar 8 %  dan agak disukai 52 %.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aryanta, R.W., Fleet, G.H., & Buckle, K.A. 1991. The Occurrence and Growth of Microorganisme During the Fermentationof Fish Sausage. Journal of Departemen of Food Science and Technology. Australia: University of New South Wales.

Belitz, H.D & Grosch, W. 1987. Food Chemistry. Springer Verlag Berlin: Heildeberg.

De Garmo, E. D. Sullivan, W.G., & Canada, C.R. 1984. Engineering Economy Seventh Edition. New York: MacMillan Publishing Company.

Fardiaz. 1992. Teknik Analisa Sifat Kimia dan Fungsional Komponen Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB

Hofmann, T., Bors, W., Stettmaier, K. 1999. Studies on Radical Intermidiates In The Early Stages of The Nonenzymatic Browning Reaction of Carbohydrates and Amino Acids, J. Agric. Food Chem. 47:379-390

Mabesa, L. B. 1986. Sensory Evaluation of Foods: Principles and methods,College of Agricultural. Los Banos: Laguna.

Nielsen, P. M. 1997. Food Proteins and Their Applications. New York: Maecel Dekker, Inc.

Rahayu, W. P., et al.1993. Teknologi Fermentasi Produk Perikanan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Rosida, D. F. 2009. “ Penurunan Kadar Asam Amino Lisin dalam Kecap Manis akibat Reaksinya dengan Senyawa Karbonil dalam Reaksi Maillardâ€. Surabaya: UPN Veteran.

Stoknes, I and Rustad, T. 1995. Proteolytic Activity in Muscle from Atlantic Salmon. J Food Sci. 60(4): 711-714.

Sudarmadji. S. 1997. Proceeding International Tempe Symposium. Reinventing The Hidden Miracle of Tempe. Indonesian Tempe Foundation. Jakarta.

Susanto, T dan Saneto. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Surabaya: Bina Ilmu

Walker, J. M. 1994. The Protein Protocols Handbook. New Jersey: Humana Press.

Walker, J. M & Lupien, J.R. 2000. The Safety Evaluation of Monosodium Glutamate. J Nutr.130:1049S-1052S, 2000.

Whitaker, J. R. 1994. Principle of Enzymology for the Food Science. New York: Marcel Decker.

Winarno, F.G. 1995. Enzim Pangan. Jakarta : Gramedia.

Published

2016-07-22

How to Cite

Nafi, A., Hidayah, N., & Permata, R. (2016). PEMBUATAN GARAM GURIH JAMUR MERANG DENGAN VARIASI LAMA HIDROLISIS DAN LAMA FERMENTASI. Jurnal Ilmiah Inovasi, 14(2). https://doi.org/10.25047/jii.v14i2.69

Issue

Section

Article