Peran Benzyl Amino Purine Pada Induksi Tunas Kultur Tembakau White Burley
DOI:
https://doi.org/10.25047/jii.v17i3.553Abstract
Keunggulan tembakau White Burley untuk dikembangkan melalui teknik kultur jaringan dikarenakankadar nikotin yang lebih rendah dan ketahanan terhadap penyakit tanamantanaman. Kendala pengembangan kultur tembakau antara lain adalah kemampuan eksplantembakau beregenerasi dan berdiferensiasi untuk membentuk tunasseringkali berlebihan.Oleh karena itu, diperlukan peranan zat pengatur tumbuh eksogen dari golongan sitokinin agar tujuan perbanyakan tanaman dapat tercapai dengan hasil bibit tembakau White Burley yang berkualitas. Penelitian dilakukan berdasar Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan tunggal konsentrasi Benzyl Amino Purine 0 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm dan 4 ppm. Hasil analisis menunjukkan bahwa peran BAPpada media MS mempengaruhi eksplan tembakau White Burleypada kecepatan bertunas, jumlahtunas dan tinggi tunas. Kecepatan pembentukan tunas tercepat pada perlakuan MS + 3 ppm BAP dengan rata-rata 15,75 HST, jumlah tunas terbanyak pada perlakuan MS+ 2 ppm BAP dengan rata-rata 28,375 tunas dan tunas tertinggi pada perlakuan MS+ 4 ppm BAP dengan rata-rata 18,00cm.
Â
Kata kunci : BAP, induksi tunas, kultur tembakau, White Burley
Downloads
References
Ali, G et al,. 2007. Callus Induction and in vitro Complete Plant Regeneration of Different Cultivars of Tobacco (Nicotiana tabacum L.) on media of Different Hormonal Concentration. Journal of Biotechnology. 6 (4).
Bidang Produksi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. 2009. Petunjuk Teknis Budidaya Tembakau.. Dinas Perkebunan Povinsi Jawa Timur.
Cahyono, Bambang. 2005. Tembakau Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius.
Chawla, H.S., 2004. Introduction to plant biotechnology. 2nd ed. Science publishers,Inc. New Hampshire
Dinas Komunikasi dan Informatika Jatim. 2011. Permintaan Tembakau Oleh Pabrik Rokok. http://www.dinasinfokom-jatim. Diakses 16 Maret 2017.
Daisy, P. Sriharyanto dan Ari Wijayani. 2007. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius.
Gunawan, Winata. 1995. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Bogor : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antara Universitas Bioteknologi Intitut Pertanian Bogor.
Ibrahim, M. S. Dewi, Kristina M. N. Bermawie N. 2004. Studi Pendahuluan: Induksi Kalus Embriogenik dari Daun Echinaceae purpurea. Buletin TRO Vol. XV No 2. 2004.
Kominfo Jatim. 2010. Luamajang Targetkan 3.370 ton Tembakau White Burley. Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jawa Timur
Nisak, Nurhayati dan Kristari Purwani. 2012. Pengaruh Kombinasi Zat Pengetaur Tumbuh NAA dan BAP pada Kultur Jaringan Tembakau var. Prancak-95. Jurnal Sains dan Seni POMITS. Vol 1 No. 1
Rochman dkk,. 2004. Deskripsi Tembakau Burley Varietas TN 90 (Galur Murni). (Tidak Dipublikasikan).
Santoso, U dan Nursandi. F. 2001. Kultur Jaringan Tanaman. Malang :Universitas Muhammadiyah Malang Press
Setyadi, S. 2009. Zat Pengatur Tumbuh Pengenalan dan Petunjuk Penggunaan pada Tanaman.. Bogor: 2009.
Taji, A., P. Kumar and P. Lakshmanan, 2002. In vitro plant Breeding. The Haworth Press, Inc. New York.
Trigiano, R.N. & D.J. Gray, 2000. Plant Tissue culture concepts and laboratory exercises. 2nd Adt. CRC Press. New York
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright Notice
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).